Jumat, 30 September 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI LANJUT KALA IV



PEMANTAUAN DAN EVALUASI LANJUT KALA IV

            (Menurut Lailiyana,dkk (2012))
            Sebagian besar kematian ibupada periode pasca-persalinan terjadi pada 6 jam pertama setelah persalinan. Kematian disebabkanoleh infeksi, perdarahan, dan eklamsia. Oleh sebab itu, pemantauan yang cermat selamadua jam pertama postpartum sangat penting. Selama kala IV, bidan harus meneruskan proses penatalaksanaan kebidanan yang telah dilakukan selama kala I,II, dan III untuk memastikan ibu tersebut tidak menemui masalah apapun. Mereka mengumpulkan dan menginterpretasikan data, serta membuat rencana asuhan berdasarkan interpretasi atas data yang dikumpulkan yang kemudian dievaluasi.
1.      Tekanan Darah
Tekanan darah yang normal adalah <140/90 mmHg. Sebagian wanita mempunyai tekanan darah <90/60 mmHg. Jika denyut nadinya normal, tekanan darah yang rendah seperti ini tidak menjadi masalah. Akan tetapi jika tekanan darah <90/60 mmHg dan nadinya adalah >100 denyut/menit mengindikasikan adanya masalah. Bidan harus mengumpulkan data-data lain untuk membuat diagnosis. Mungkin ibu tersebut sedang mengalami demam atau terlalu banyak mengeluarkan darah. Tekanan darah, nadi, ukuran tonus uterus, kandung kemih, dan perdarahan semuanya harus dievaluasi setiap 15 menit untuk satu jam pertama postpartum dan kemudian jika semuanya normal, setial30 menit pada jam kedua.
2.      Suhu
Suhu tubuh yang normal adalah <38°C. Jika suhunya >38°C, bidan harus mengumpulkan data-data lain untuk memungkinkan identifikasi masalah. Suhu yang tinggi mungkin disebabkan dehidrasi karena persalinan yang lama atau tidak cukup minum atau infeksi.
3.      Kontraksi uterus dan ukuran/tinggi fundus
Lakukan palpasi pada uterus untuk menentukan tonus dan lokasinya dalam hubungannya dengan umbilikus. Uterus akan lembek jika tidak berkontraksi dengan baik. Masase uterus tersebut setiap 15 menit selama satu jam kedepan. Tinggi fundus yang normal segera setelah persalinan adalah kira-kira setinggi umbilikus. Jika ibu tersebut berkali-kali melahirkan anak, atau jika anaknya adalah kembar atau bayi besar, maka tinggi fundus yang normal adalah di atas umbilikus. Untuk itu bidan harus mengetahui tinggi fundus yang normal untuk ibu tersebut. Jika ditemukan tinggi fundus yang naik, bidan harus mengumpulkan data-data lain untuk mengetahui apakah kontraksinya cukup memadai dan bahwa kandung kemihnya kosong. Jika tinggi fundus lebih dari normal bidan perlu melakukan langkah-langkah yang spesifik. Sebagai contoh, jika hal itu disebabkan oleh kandung kemih penuh, maka bidan harus menolong ibu untuk mengosongkannya. Jika uterusnya lembek dan bidan dapat merasakan adanya gumpalan darah, lakukam masase uterus dan berikan oksitosin atau methergin.
4.      Kandung kemih
Jika kandung kemih penuh air seni, uterus tidak dapat berkontraksi dengan baik. Jika uterus naik di dalam abdomen dan tergeser kesamping, hal ini biasanya merupakan tanda kandung kemih penuh. Bantu ibu untuk bangun dan coba apakah ia dapat buang air kecil. Jika ia dapatbuang air kecil, bantu ia merasa rileks dengan meletakkan jari-jarinya didalam air hangat, mengucurkan air keatas perineumnya dengan menjaga privasinya. Jika ia tetap tidak dapat berkemih, lakukan keteterisasi. Jika kandung kemih penuh atau dapat dipalpasi, gunakan teknik aseptik pada saat memasukkan keteter nelaton desinfeksi tingkat tinggi atau steril untuk mengosongkan kandung kemih. Setelah kandung kemih kosong, lakukan pemijatan (rangsangan taktil) untuk merangsang uterus sehingga uterusnya dapat berkontraksi dengan baik.
Hindarkan penggunaan kain pembebat perut selama dua jam pertama pasca-persalinan atau hingga ibu sudah stabil. Kain pembebat perut menyulitkan bidan untuk menilai kondisi uterus ibu secara memadai.
5.      Perineum
Setelah pemeriksaan plasenta, lakukan pemeriksaan daerah perineum. Dengan
lembut dan perlahan periksa perineum, vagina, dan vulva untuk mengetahui apakah ada robekan. Setelah proses kelahiran, vagina akan mengalami peregangan dan lebih besar dari biasanya. Mungkin akan ada bagian-agian yang merah, edema dan lecet. Dengan perlahan periksa anus untuk mengetahui apakah ada trauma atau hemoroid yang menonjol keluar atau terjadi trombosis setelah proses kelahiran. Ruptur perineum dapat dibagi menjadi empat kategori:
1)      Derajat pertama. Laserasi yang mengenai mukosa dan kulit perineum
2)      Derajat kedua. Laserasi yang mengenai mukosa vagina, kulit dan jaringan perineum.
3)      Derajat ketiga. Laserasi yang mengenai mukosa vagina, kulit, jaringan perineum dan sfinghter ani yang meluas sampai ke mukosa rektum.
4)      Derajat keempat. Laserasi yang mengenaik  muosa vagina sampai mukosa rektum.
Pada  pemeriksaan perineum perhatikan apakah perdarahan aktif dan nilai derajat laserasi perineum.
Selain perlukaan perineum, ibu terkadang juga mengalami perlukaan pada vulva., sekeliling klitoris serta bagian uretra. Pemeriksaan yang saksama dari daerah-daerah ini diperlukan untuk mengetahui lokasi perlukaan dan mengevaluasi apakah penjahitan diperlukan.

 (Sarwono Prawirohardjo (2009))
      Masa postpartum merupakan saat paling kritis untuk mencegah kematian ibu, terutama kematian disebabkan karena perdarahan. Selama kala IV, petugas harus memantau ibu setiap 15 menit pada jam pertama setelah kelahiran plasenta, dan setiap 30 menit pada jam kedua setelah persalinan. Jika kondisi ibu tidak stabil, maka ibu harus dipantau lebih sering
Ø  Fundus
Rasakan apakah fundus berkontraksi kuat dan berada di atau dibawah umbilikus. Periksa fundus :
·         Detiap 15 menit pada jam pertama setelah persalinan
·         Setiap 30 menit pada jam kedua setelah persalinan
·         Masase fundus jika perlu untuk menimbulkan kontraksi
Ø  Perineum
Periksa luka robekan pada perineum dan vagina yang membutuhkan jahitan.
Ø  Lokhia
Periksa apakah ada darah keluar lansung pada saat memeriksa uterus. Jika uterus berkontaksi kuat, lokhia kemungkinan tidak lebih dari menstruasi.
Ø  Kandung kemih
Periksa untuk memastikan kandung kemih tidak penuh. Kandung kemih yang
            penuh mendorong uterus ke atas dan menghalangi uterus berkontraksi sepenuhnya.




( Menurut Helen Varney, dkk (2007))
            Selama satu jam pertama setelah pelahiran, tanda-tanda vital ibu, uterus, lokia, perineum, dan kandung kemih dipantau dan dievaluasi secara teratur sampai semua stabil dalam kisaran normal.
v  Tanda Vital
Pemantauan tekanan darah ibu, nadi, dan pernapasan dimulai segera setelah kelahiran plasenta dilanjutkan setiap 15 menit sampai tanda-tanda vital stabil pada level sebelum persalinan, atau sampai ditetapkan bahwa ada masalah yang membutuhkan pemantauan yang lebih intensif.
Sebagai tambahan, suhu diukur paling tidak sekali selama periode ini. Ibu-ibu baru sering haus, dan semua ibu yang sehat sebaiknya ditekankan untuk minum banyak, terutama minuman tanpa kafein, seperti air dan jus. Segera setelah makanan tersedia, ia bisa makan jika lapar. Tetapi, apa yang wanita makan terbatas pada makanan apa yang tersedia atau yang dapat disiapkan ditempat melahirkan.
Gemetar atau tremor pada ibu yang tidak dihubungkan dengan infeksi dapat dikurangi dengan selimut hangat, tindakan menenagkan, dan penggunaan teknik relaksasi progresif dan teknik napas terkendali yang ibu pelajari guna meredakan nyeri persalinan.
v  Konsistensi Uterus dan Lokia
Tonus uterus dan jumlah aliran lokia dikaji secara simultan dengan masase
regular fundusUterus. Uterus yang berkontraksi dengan baik tidak akan menunjukkan peningkatan perdarahan ketika masase dilakukan. Sebaliknya, jika uterus memiliki kecenderungan untuk relaksasi dan menjadi lunak, aliran lokia akan sedang atau banyak. Hal ini dikaji paling mudah dengan cara lansung mengamati peningkatan lokia atau bekuan sementara memasase fundus. Lokia luar biasa banyak yang persisten ketika fundus berkontraksi dengan baik akan membutuhkan pengkajian lebih lanjut.
Topangan pada uterus bawah selama masase mencegah peregangan ligamen
kardinal. Untuk melakukan masase uterus dengan benar, remas uterus bawah pada
abdomen tepat diatas simpisis dan tahan ditempat dengan satu tangan sementara tangan lain melakukan masase. Masase uterus yang efektif mencakup lebih dari lekuk anterior fundus. Seluruh fundus-anterior, lateral dan posterior-harus dicapai. Prosedur ini dilakukan secara tepat dengan sentuhan tegas dan lembut. Sewaktu anda memulai, ingatkan ibu bahwa prosedure ini mungkin menyakitkan dan jelaskan mengapa ini diperlukan. Masase seksama seperti itu dapat dihindari jika uterus tidak pernah dibiarkan untuk menjadi lembek. Menyusui adalah metode efektif untuk meningkatkan tonus uterus, tetapi hanya sedikit bayi yang tetap menyusu ASI selama waktu yang lama dalam satu jam pertama kehidupan. Mempertahankan masase ringan yang sering juga efektif jika perawat atau asisten pelahiran tidak bisa tetap disisi tempat tidur sepanjang waktu ini, ibu dapat diajarkan cara mempertahankan masase yang konstan, lembut, ringan dan periodik. Ibu harus diajari teknik ini saat ini bagaimanapun keadaannya, karena melakukan masase uterus secara periodik akan terus meningkatkan kontraksi uterus. Melibatkan ibu berarti mendorongnya berpartisipasi dalam mengatur perawatan dirinya sendiri dan lebih mengetahui tentang tubuhnya. Teknik ini dapat mengurangi perdarahan, dan akhirnya mencegah berlanjutnya kebutuhan masase saksama. Akhirnya, jika wanita telah menunjukkan risiko perdarahan pascapartum, agens oksitosik dapat dilanjutkan pada jam-jam ini.
Ibu juga sebaiknya diajari cara masase dengan lembut uterusnya dan
mengecek lokia dan mendorong ibu untuk melakukannya secara rutin pada hari pertama atau selanjutnya setelah melahirkan. Ibu menyusui akan menimbulkan nyeri setelah melahirkan selama beberapa hari, yang secara lansung berhubungan dengan kontraksi uterus yang distimulasi oleh pelepasan pitosin sewaktu bayi mengisap.
v  Perineum
Evaluasi berkelanjutan untuk edema, memar, dan pembentukan hematoma
yang mungkin dilakukan pada setiap pengecekan aliran lokia. Hal ini termasuk pengamatan area perineum untuk mendeteksi hemoroid. Selain itu penggunaan kantong es, zat yang menciutkan seperti witch hazel dan Tucks Pads, atau spray atau krim anastesi atau analgesik dapat digunakan untuk mengurangi ketidaknyamanan lokal.
v  Kandung Kemih
Kandung kemih dikaji sekali lagi menjelang akhir waktu ini dan harus
dikosongkan jika Penuh dan menggeser uterus. Hipotonisitas kandung kemih dapat menyebabkan kehilangan keinginan untuk berkemih. Wanita sebaiknya selalu didorong untuk berkemih secara spontan sebelum kateterisasi dipertimbangkan, karena kateterisasi, selain tidak nyaman, menyebabkan peningkatan risiko infeksi. Kapanpun memungkinkan, wanita sebaiknya dibimbing kekamar mandi dan didukung sesuai kebutuhan; tindakan ini merupakan metode yang paling nyaman dan efektif untuk meningkatkan berkemih. Anastesi episural atau spinal yang tidak selesai, efek menjalar analgesia pada akhir persalinan, atau kehilangan darah berlebih dapat mencegah berkemih. Pada kasus seperti ini, menawarkan bedpan sangat tepat. Memberi ibu waktu yang cukup untuk meningkatkan berkemih sangat penting.banyak bidan menggambarkan keuntungan menggunakan air hangat pada area perineum, atau bahkan menempatkan ibu baru dibawah pancuran (shower) air hangat. Tindakan relaksai yang membantuk dalam persalinan juga dapat membantu ibu pada saat seperti ini.




DAFTAR PUSTAKA

Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan 
Maternal dan Neonatal. PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo: Jakarta.

            Varney, Helen, dkk. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan, Ed 4 Vol 2. ECG : Jakarta

            Lailiyana, dkk. 2012. Buku Ajar Kebidanan Persalinan. ECG: Jakarta.


1 komentar:

  1. What is a welcome bonus and what is a casino bonus?
    A welcome 포항 출장안마 bonus is one of the 춘천 출장마사지 most popular promotions offered by a casino. There 동해 출장샵 are several things that casinos are known for including Who are the most popular 속초 출장안마 casino 군산 출장안마 promotions?How many promotions are offered by a casino?

    BalasHapus