PEMANTAUAN DAN EVALUASI LANJUT KALA IV
(Menurut Lailiyana,dkk (2012))
Sebagian besar kematian ibupada
periode pasca-persalinan terjadi pada 6 jam pertama setelah persalinan. Kematian
disebabkanoleh infeksi, perdarahan, dan eklamsia. Oleh sebab itu, pemantauan
yang cermat selamadua jam pertama postpartum sangat penting. Selama kala IV,
bidan harus meneruskan proses penatalaksanaan kebidanan yang telah dilakukan
selama kala I,II, dan III untuk memastikan ibu tersebut tidak menemui masalah
apapun. Mereka mengumpulkan dan menginterpretasikan data, serta membuat rencana
asuhan berdasarkan interpretasi atas data yang dikumpulkan yang kemudian
dievaluasi.
1.
Tekanan
Darah
Tekanan darah yang normal adalah <140/90 mmHg. Sebagian
wanita mempunyai tekanan darah <90/60 mmHg. Jika denyut nadinya normal, tekanan darah yang rendah seperti ini
tidak menjadi masalah. Akan tetapi jika tekanan darah <90/60 mmHg dan nadinya
adalah >100 denyut/menit mengindikasikan adanya masalah. Bidan harus mengumpulkan data-data
lain untuk membuat diagnosis. Mungkin ibu tersebut sedang mengalami demam atau
terlalu banyak mengeluarkan darah. Tekanan darah, nadi, ukuran tonus uterus,
kandung kemih, dan perdarahan semuanya harus dievaluasi setiap 15 menit untuk
satu jam pertama postpartum dan kemudian jika semuanya normal, setial30 menit
pada jam kedua.
2. Suhu
Suhu tubuh yang normal adalah <38°C. Jika suhunya >38°C, bidan harus
mengumpulkan data-data lain untuk memungkinkan identifikasi masalah. Suhu yang
tinggi mungkin disebabkan dehidrasi karena persalinan yang lama atau tidak
cukup minum atau infeksi.
3. Kontraksi uterus dan ukuran/tinggi fundus
Lakukan palpasi pada uterus untuk menentukan tonus dan lokasinya dalam
hubungannya dengan umbilikus. Uterus akan lembek jika tidak berkontraksi dengan
baik. Masase uterus tersebut setiap 15 menit selama satu jam kedepan. Tinggi
fundus yang normal segera setelah persalinan adalah kira-kira setinggi
umbilikus. Jika ibu tersebut berkali-kali melahirkan anak, atau jika anaknya
adalah kembar atau bayi besar, maka tinggi fundus yang normal adalah di atas
umbilikus. Untuk itu bidan harus mengetahui tinggi fundus yang normal untuk ibu
tersebut. Jika ditemukan tinggi fundus yang naik, bidan harus mengumpulkan
data-data lain untuk mengetahui apakah kontraksinya cukup memadai dan bahwa
kandung kemihnya kosong. Jika tinggi fundus lebih dari normal bidan perlu
melakukan langkah-langkah yang spesifik. Sebagai contoh, jika hal itu disebabkan
oleh kandung kemih penuh, maka bidan harus menolong ibu untuk mengosongkannya.
Jika uterusnya lembek dan bidan dapat merasakan adanya gumpalan darah, lakukam
masase uterus dan berikan oksitosin atau methergin.
4.
Kandung
kemih
Jika kandung kemih penuh air seni, uterus tidak dapat berkontraksi
dengan baik. Jika uterus naik di dalam abdomen dan tergeser kesamping, hal ini
biasanya merupakan tanda kandung kemih penuh. Bantu ibu untuk bangun dan coba
apakah ia dapat buang air kecil. Jika ia dapatbuang air kecil, bantu ia merasa
rileks dengan meletakkan jari-jarinya didalam air hangat, mengucurkan air
keatas perineumnya dengan menjaga privasinya. Jika ia tetap tidak dapat
berkemih, lakukan keteterisasi. Jika kandung kemih penuh atau dapat dipalpasi,
gunakan teknik aseptik pada saat memasukkan keteter nelaton desinfeksi tingkat
tinggi atau steril untuk mengosongkan kandung kemih. Setelah kandung kemih
kosong, lakukan pemijatan (rangsangan taktil) untuk merangsang uterus sehingga
uterusnya dapat berkontraksi dengan baik.
Hindarkan penggunaan kain pembebat perut selama dua jam pertama
pasca-persalinan atau hingga ibu sudah stabil. Kain pembebat perut menyulitkan
bidan untuk menilai kondisi uterus ibu secara memadai.
5.
Perineum
Setelah pemeriksaan plasenta, lakukan pemeriksaan daerah perineum.
Dengan
lembut dan perlahan periksa perineum, vagina, dan vulva untuk
mengetahui apakah ada robekan. Setelah proses kelahiran, vagina akan mengalami
peregangan dan lebih besar dari biasanya. Mungkin akan ada bagian-agian yang
merah, edema dan lecet. Dengan perlahan periksa anus untuk mengetahui apakah
ada trauma atau hemoroid yang menonjol keluar atau terjadi trombosis setelah
proses kelahiran. Ruptur perineum dapat dibagi menjadi empat kategori:
1)
Derajat
pertama. Laserasi yang mengenai mukosa dan kulit perineum
2)
Derajat
kedua. Laserasi yang mengenai mukosa vagina, kulit dan jaringan perineum.
3)
Derajat
ketiga. Laserasi yang mengenai mukosa vagina, kulit, jaringan perineum dan
sfinghter ani yang meluas sampai ke mukosa rektum.
4)
Derajat
keempat. Laserasi yang mengenaik muosa
vagina sampai mukosa rektum.
Pada pemeriksaan perineum
perhatikan apakah perdarahan aktif dan nilai derajat laserasi perineum.
Selain perlukaan perineum, ibu terkadang juga mengalami perlukaan
pada vulva., sekeliling klitoris serta bagian uretra. Pemeriksaan yang saksama
dari daerah-daerah ini diperlukan untuk mengetahui lokasi perlukaan dan
mengevaluasi apakah penjahitan diperlukan.
(Sarwono Prawirohardjo
(2009))
Masa postpartum merupakan saat paling
kritis untuk mencegah kematian ibu, terutama kematian disebabkan karena
perdarahan. Selama kala IV, petugas harus memantau ibu setiap 15 menit pada jam
pertama setelah kelahiran plasenta, dan setiap 30 menit pada jam kedua setelah
persalinan. Jika kondisi ibu tidak stabil, maka ibu harus dipantau lebih sering
Ø Fundus
Rasakan apakah fundus berkontraksi kuat dan berada di atau dibawah
umbilikus. Periksa fundus :
·
Detiap
15 menit pada jam pertama setelah persalinan
·
Setiap
30 menit pada jam kedua setelah persalinan
·
Masase
fundus jika perlu untuk menimbulkan kontraksi
Ø Perineum
Periksa luka robekan pada perineum dan vagina yang membutuhkan
jahitan.
Ø Lokhia
Periksa apakah ada darah keluar lansung pada saat memeriksa uterus.
Jika uterus berkontaksi kuat, lokhia kemungkinan tidak lebih dari menstruasi.
Ø Kandung kemih
Periksa untuk memastikan kandung
kemih tidak penuh. Kandung kemih yang
penuh mendorong uterus ke atas dan
menghalangi uterus berkontraksi sepenuhnya.
( Menurut Helen
Varney, dkk (2007))
Selama satu jam
pertama setelah pelahiran, tanda-tanda vital ibu, uterus, lokia, perineum, dan
kandung kemih dipantau dan dievaluasi secara teratur sampai semua stabil dalam
kisaran normal.
v Tanda Vital
Pemantauan tekanan darah ibu, nadi, dan pernapasan dimulai segera
setelah kelahiran plasenta dilanjutkan setiap 15 menit sampai tanda-tanda vital
stabil pada level sebelum persalinan, atau sampai ditetapkan bahwa ada masalah
yang membutuhkan pemantauan yang lebih intensif.
Sebagai tambahan, suhu diukur paling tidak sekali selama periode
ini. Ibu-ibu baru sering haus, dan semua ibu yang sehat sebaiknya ditekankan
untuk minum banyak, terutama minuman tanpa kafein, seperti air dan jus. Segera
setelah makanan tersedia, ia bisa makan jika lapar. Tetapi, apa yang wanita
makan terbatas pada makanan apa yang tersedia atau yang dapat disiapkan
ditempat melahirkan.
Gemetar atau tremor pada ibu yang tidak dihubungkan dengan infeksi
dapat dikurangi dengan selimut hangat, tindakan menenagkan, dan penggunaan
teknik relaksasi progresif dan teknik napas terkendali yang ibu pelajari guna
meredakan nyeri persalinan.
v Konsistensi Uterus dan Lokia
Tonus uterus dan jumlah aliran lokia dikaji secara simultan dengan
masase
regular fundusUterus. Uterus yang berkontraksi dengan baik tidak
akan menunjukkan peningkatan perdarahan ketika masase dilakukan. Sebaliknya,
jika uterus memiliki kecenderungan untuk relaksasi dan menjadi lunak, aliran
lokia akan sedang atau banyak. Hal ini dikaji paling mudah dengan cara lansung
mengamati peningkatan lokia atau bekuan sementara memasase fundus. Lokia luar
biasa banyak yang persisten ketika fundus berkontraksi dengan baik akan
membutuhkan pengkajian lebih lanjut.
Topangan pada uterus bawah selama masase mencegah peregangan
ligamen
kardinal. Untuk melakukan masase uterus dengan benar, remas uterus
bawah pada
abdomen tepat diatas simpisis dan tahan ditempat dengan satu tangan
sementara tangan lain melakukan masase. Masase uterus yang efektif mencakup
lebih dari lekuk anterior fundus. Seluruh fundus-anterior, lateral dan
posterior-harus dicapai. Prosedur ini dilakukan secara tepat dengan sentuhan
tegas dan lembut. Sewaktu anda memulai, ingatkan ibu bahwa prosedure ini
mungkin menyakitkan dan jelaskan mengapa ini diperlukan. Masase seksama seperti
itu dapat dihindari jika uterus tidak pernah dibiarkan untuk menjadi lembek.
Menyusui adalah metode efektif untuk meningkatkan tonus uterus, tetapi hanya
sedikit bayi yang tetap menyusu ASI selama waktu yang lama dalam satu jam
pertama kehidupan. Mempertahankan masase ringan yang sering juga efektif jika
perawat atau asisten pelahiran tidak bisa tetap disisi tempat tidur sepanjang
waktu ini, ibu dapat diajarkan cara mempertahankan masase yang konstan, lembut,
ringan dan periodik. Ibu harus diajari teknik ini saat ini bagaimanapun
keadaannya, karena melakukan masase uterus secara periodik akan terus
meningkatkan kontraksi uterus. Melibatkan ibu berarti mendorongnya
berpartisipasi dalam mengatur perawatan dirinya sendiri dan lebih mengetahui
tentang tubuhnya. Teknik ini dapat mengurangi perdarahan, dan akhirnya mencegah
berlanjutnya kebutuhan masase saksama. Akhirnya, jika wanita telah menunjukkan
risiko perdarahan pascapartum, agens oksitosik dapat dilanjutkan pada jam-jam
ini.
Ibu juga sebaiknya diajari cara masase dengan lembut uterusnya dan
mengecek lokia dan mendorong ibu untuk melakukannya secara rutin
pada hari pertama atau selanjutnya setelah melahirkan. Ibu menyusui akan
menimbulkan nyeri setelah melahirkan selama beberapa hari, yang secara lansung
berhubungan dengan kontraksi uterus yang distimulasi oleh pelepasan pitosin
sewaktu bayi mengisap.
v Perineum
Evaluasi
berkelanjutan untuk edema, memar, dan pembentukan hematoma
yang mungkin dilakukan pada setiap pengecekan aliran lokia. Hal ini
termasuk pengamatan area perineum untuk mendeteksi hemoroid. Selain itu
penggunaan kantong es, zat yang menciutkan seperti witch hazel dan Tucks
Pads, atau spray atau krim anastesi atau analgesik dapat digunakan untuk
mengurangi ketidaknyamanan lokal.
v Kandung Kemih
Kandung kemih
dikaji sekali lagi menjelang akhir waktu ini dan harus
dikosongkan jika Penuh dan menggeser uterus. Hipotonisitas kandung
kemih dapat menyebabkan kehilangan keinginan untuk berkemih. Wanita sebaiknya
selalu didorong untuk berkemih secara spontan sebelum kateterisasi
dipertimbangkan, karena kateterisasi, selain tidak nyaman, menyebabkan
peningkatan risiko infeksi. Kapanpun memungkinkan, wanita sebaiknya dibimbing
kekamar mandi dan didukung sesuai kebutuhan; tindakan ini merupakan metode yang
paling nyaman dan efektif untuk meningkatkan berkemih. Anastesi episural atau
spinal yang tidak selesai, efek menjalar analgesia pada akhir persalinan, atau
kehilangan darah berlebih dapat mencegah berkemih. Pada kasus seperti ini,
menawarkan bedpan sangat tepat. Memberi ibu waktu yang cukup untuk meningkatkan
berkemih sangat penting.banyak bidan menggambarkan keuntungan menggunakan air
hangat pada area perineum, atau bahkan menempatkan ibu baru dibawah pancuran (shower)
air hangat. Tindakan relaksai yang membantuk dalam persalinan juga dapat
membantu ibu pada saat seperti ini.
DAFTAR
PUSTAKA
Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Buku Acuan Nasional Pelayanan
Kesehatan
Maternal dan Neonatal. PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo:
Jakarta.
Varney, Helen, dkk. 2007. Buku Ajar
Asuhan Kebidanan, Ed 4 Vol 2. ECG : Jakarta
Lailiyana, dkk. 2012. Buku Ajar
Kebidanan Persalinan. ECG: Jakarta.
What is a welcome bonus and what is a casino bonus?
BalasHapusA welcome 포항 출장안마 bonus is one of the 춘천 출장마사지 most popular promotions offered by a casino. There 동해 출장샵 are several things that casinos are known for including Who are the most popular 속초 출장안마 casino 군산 출장안마 promotions?How many promotions are offered by a casino?