Jumat, 30 September 2016

ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA BERENCANA PADA NY. A AKSEPTOR KB SUNTIK CYCLOFEM DENGAN AMENORE ( KB SUNTIK 1 BULAN)





BAB I
PENDAHULUAN
  1. LATAR BELAKANG
Pengembangan manusia seutuhnya sebagai hakikat pembangunan nasional dicapai dengan berhasilnya salah satu sektor yakni pembangunan kesehatan dan juga dipengaruhi oleh terkendalinya pertumbuhan penduduk. Sebagai generasi penerus yang akan melanjutkan pembangunan bangsa menuju masyarakat sejahtera, adil dan makmur, proses pertumbuhan penduduk harus dipantau dan dikendalikan salah satunya dengan pengadaan program Keluarga Berencana (KB).
Program KB nasional bertujuan ganda yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera melalui pengendalian kelahiran dan pengendalian pertumbuhan penduduk. Dalam upaya menjunjung keberhasilan Program KB Nasional yaitu tercapainya kondisi pertumbuhan penduduk seimbang.
Gerakan KB tahap kedua sekarang ini sedang berusaha meningkatkan mutu para pelaksana, pengelola dan peserta KB disemua lini lapangan di pedesaan baik di kota maupun di desa. Begitu juga dengan para akseptor KB diharapkan memiliki pengetahuan yang cukup tentang alat kontrasepsi yang digunakannya (Hartanto, 2002).
Tujuan Gerakan KB Nasional ialah mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera yang menjadi dasar bagi terwujudnya masyarakat yang sejahtera melalaui pengendalian kelahiran dan pertumbuhan penduduk Indonesia. Sasaran gerakan KB Nasional ialah :
1.      Pasangan Usia Subur dengan prioritas PUS muda dengan paritas rendah
2.      Generasi muda
3.      Pelaksana dan pengelola KB
4.      Sasaran wilayah (Manuaba, 1998)
  1. RUMUSAN MASALAH
  1. Bagaimanakah proses manajemen kebidanan menurut Helen Varney (1997)?
  2. Bagaimanakah proses manajemen kebidanan dengan manajemen SOAP?
  3. Bagaimanakah suntikan Kontrasepsi suntik 1 bulan?
  4. Bagaimanakah contoh askeb dengan menggunakan 7 langkah varney kontrasepsi suntik 1 bulan?
  5. Bagaimanakah contoh askeb dengan menggunakan manajemen SOAP kontrasepsi suntik 1 bulan?
  1. MANFAAT
1.      Untuk mengetahui proses manajemen kebidanan menurut Helen Varney (1997)
2.      Untuk mengetahui proses manajemen kebidanan dengan manajemen SOAP
3.      Untuk mengetahui suntikan kontrasepsi suntik 1 bulan
4.      Untuk mengetahui contoh askeb dengan menggunakan 7 langkah varney kontrasepsi suntik 1 bulan
5.      Untuk mengetahui contoh askeb dengan menggunakan manajemen SOAP kontrasepsi suntik 1 bulan







  1. TUJUAN
  1. Mengetahui proses manajemen kebidanan menurut Helen Varney (1997)
  2. Mengetahui proses manajemen kebidanan dengan manajemen SOAP
  3. Mengetahui suntikan kontrasepsi suntik 1 bulan
  4. Mengetahui contoh askeb dengan menggunakan 7 langkah varney kontrasepsi suntik 1 bulan
  5. Mengetahui contoh askeb dengan menggunakan manajemen SOAP kontrasepsi suntik 1 bulan















BAB II
PEMBAHASAN
A.    Proses manajemen kebidanan menurut Helen Varney (1997)
Varney (1997) menjelaskan bahwa proses manejemen merupakan proses pemecahan masalah yang ditemukan oleh perawayt dan bidan pada awal 1970an . prsoses ini memperkenalkan sebuah metode dengan pengoraganisasian, pemikiran dan tindakan-tindakan dengan urutan yang logis dan menguntungkan bai bagi klien maupun bagi tenaga kesehatan.
Varney (1997) dalam bukunya menjelaskan bahwa proses penyelesaian masalah merupakan salah satu teori yang dapat digunakan dalam manejemen kebidanan. Dalam teks box kebidanan yang ditulisnya pada tahun 1981 proses manejemen diselesaikan dalam lima langkah.
Varney (1997) juga menambahkan satu langkah lagi langkah keempat dengan harapan bidan dapat menggunakan kemampuan untuk melakukan deteksi dini dalam prose manejemen sehingga bila klien membutuhkan tindakan segera atau kolaborasi, konsultasi bahkan dirujuk, segera bisa dapat dilaksanakan.
            Langkah 1. Pengumpulan Data Dasar
                        Pada lngkah ini dilakukan pengkajian dengan pengumpulan semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan klien secara lengkap yaitu:
a.       Riwayat kesehatan.
b.      Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhannya.
c.       Meninjau catatan terbaru atau catatan selanjutnya.
d.      Meninjau data laboratorium dan membandingkannya dengan hasl study.

Pada langkah ini dikumpulkan semua informasi yang akurat dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Bidan mengumpulkan data dasar awal yang lengkap. Bila klien mengajukan komplikasi yang perlu dikonsultasikan dengan dokter dalam manejemen kolaborasi bidan akan melakukan konsultasi. Pada keadaan tertentu dapat terjadi langkah pertama akan overlap dengan langkah kelima dan keenam (atau menjadi bagian dari langkah-langkah tersebut) karena data yang diperlukan diambil dari hasil pemeriksaan laboraturium atau pemeriksaan doagnosik yang lain. Kadang-kadang bidan perlu memulai manejemen dari langkah ke empat untuk mendapatkan data dasar awal yang perlu disampaikan kepada dokter.
Langkah 2. Intrepretasi Data Dasar
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnisis atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar atas dasar data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga ditemukan masalah yang spesifik. Diagnosis kebidanan yaitu diagnosis yang ditengakkanoleh profesi (bidan) dalam lingkup praktik kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur (tata nama) dignosis kebidanan. Standar-standar nomenklatur diagnosis kebidan tersebut adalah:
a.       Diakui dan telah di sahkan oleh profisi.
b.      Berhubungan langsung dengan praktik kebidanan.
c.       Memiliki ciri khas kebidanan di dukung oleh klinicel judgenment dalam praktik kebidanan.
d.      Dapat diselesaikan dengan pendekatan manejemen kebidanan.

Kata masalah dan diagnosis keduanya di gunakan karena beberapa masalah tidak dapat di selesaikan seperti diagnosis  tetapi sungguh membutuhkan penangan yang di tuangkan dalam rencana asuhan terhadap klien. Masalah sering berkaitan dengan pengalaman wanita yang diintefikasi bidan sesuai dengan pengarahan. Masalah ini sering menyertai diagnosis. Sebagai contoh diperoleh diagnosi “ kemungkinan wanita hamil “ dan maslah yang berhubungan dengan diagnosis ini adalah bahwa wanita tersebut mungkin tidak menginginkan kehamilannya. Contoh lain yaitu wanita pada trimester ketiga merasa takut terhadap persalian dan melahirkan yang sudah tidak dapat ditumda lagi. Perasaan takut tidak termasuk dalam kategori “nomenklatur standar diagnosis“ tetapi tenti mungkin akan menciptakan suatu masalah yang membutuhkan pengkajian lebih lanjut dan membutuhkan suatu perencanaan untuk mengurangi rasa takut.
Berikut ini daftar diagnisis kebidanan yang telah memenuhi standar Nomenklatur, antara lain: kehamilan normal, partus normal, syok, Denyut Jantung Janin (DJJ) tidak normal, abortus, solusio plasenta, amnionitis anemia berat, atinia uteri, postpartum normal, infeksi mammae, pembengkakan mammae, presentasi bokonh, presentasi dagu, Disprorsi Kepala Panggul (DKP) presentasi ganda, kehamikan ektopik, hidramnion, presentasi muka, persalinan semu, kematian janin, Hemoregic antepartum (HAP) hemoragic postpartum (HPP), inersia utreri, inversio uteri, bayi besar, mekanium, kehamilan mola, kehamilan ganda, partus macet, posisi oksipito posterior, posisi oksipito lintang, plasenta previa, preeklamsia berat (PEB), preeklamsia ringan (PER), hipertensi karena kehamilan, ketuban pecah dini (KPD), kartus prematurus, prolaksus tali pusat, partus fase laten lama, partus kala II lama, retensio plasenta, sisa plasenta, ruptur uteri, bekas luka uteri, presentasi bahu, robekan serviks dan vagina, letak lintang dan lain-lain (WHO ; UNFPA ; World Bank, 2000, IMPAC (Intergrated Manejemen Of Pregenancy and childbirth: A Guide for Midwifes Complications in Pregnancy and Research, cit. PPKC, 2004).
Langkah 3. Mengidentifikasi diagnosis atau masalah potensial.
Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosis potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosis yang telah di identifikasi langkah ini membutuhkan antisipasi bila memungkinkan dilakukan pencegahan sambil mengamati klien bidan di harapkan dapat bersiap-siap bila diagnosis atau masalah potensial ini benar-benar terjadi. Pada langkah ini penting sekali melakukan asuhan yang aman contoh: seorang wanita dengan pemuaian uterus yang berlebihan. Bidan harus mempertimbangkan kemungkinan penyebab pemuaian uterus yang berlebihan tersebut (misalnya polihidramnion, besar dari masalah kehamila, gamelli, diabetes). Kemudian bidan harus mengantisipasi melakukan perencanaan untuk mengatasinya dan bersiap-siap terhadap kemungkinan tiba-tiba terjadi perdarahan postpartum yang disebabkan oleh atonia uteri karena pemuaian uteri yang berlebihan.
Pada persalinan dengan bayi besar, bidqn sebaiknya juga mengantisipasi dan bersiap-siap terhadap kemungkinan terjadinya distosia bahu dan juga kebutuhan resusitasi.
Langkah 4. Mengidentifikasi dan menetapkan kebutuhan yang melakukan pelayanan segera.
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan atau untuk dikunsultasikan atau ditangani bersama dengan aggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien. Langkah keempat mencerminkan kesinambungan dari proses manejemen kebidanan. Jadi manejemen bukan hanya selama asuhan primer periodik atau kunjungan prenatal saja, tetapi juga selama wanita tersebut bersama bidan terus menerus misalnya pada waktu tersebut dalam persalinan.
Langkah 5. Merencanakan asuhan yang Menyeluruh.
Pada langkah ini dilakukan perencanaan yang menyeluruh, ditentukan langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manejemen terhadap diagnosis atau maslah yang telah diidentifikasi atau di antisipasi, pada langkah ini informasi atau data dasar yang tidak lengkap dapat di lengkapi. Yang sudah teridentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang berkaitan tetapi juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap wanita tersebut seperti apa yang diperkirakan akan terjadi berikutnya, apakah dibutuhkan penyuluhan, konseling dan apakah perlu merujuk klien bila ada masalah-masalah yang berkaitan dengan sosial ekonomi, kultural, atau masalah fsikologis.
Dengan perkataan lain, asuhan terhadap wanita tersebut sudah mencakup setiap hal yang berkaitan dengan semua aspek asuhan. Setiap rencana asuhan haruslah disetujui oleh kedua belah pihak bidan dan klien, agar dapat dilaksanakan dengan efektif karena merupakan bagian dari pelaksanaan rencana tersebut. Oleh karena itu pada langkah ini tugas bidan adalah merumuskan rencana asuhan sesuai dengan hasil pembahasan rencana bersama klien, kemudian membuat kesepakatan bersama sebelum melaksanakannya.
Semua keputusan yang dikembangkan dalam asuhan yang menyeluruh ini haruslah menyeluruh ini haruslah rasional dan benar-benar vailid berdasarkang pengetahuan dan teori up to date serta sesuai dengan asumsi tentang apa yang akan atau tidak akan dilakukan klien. Rasional berarti tidak berdasarkan asumsi, tetapi sesuai dengan keadaan klien dan pengetahuan teori yang benar dan memadai atau berdasarkan suatu data dasar yang lengkap dan bisa dianggap vailid sehigga menghasilkan asuhan pelayanan yang lengkap dan tidak berbahaya.
Langkah 6. Melaksanakan perencanaan
Pada langkah ini rencana asuhan yang menyeluruh dilangkah lima harus dilaksanakan secara efesien. Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian dilakukan oleh bidan dan sebagian lagi oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya. Jika bidan tidak melakukan sendiri, ia tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya, memastikan langkah-langkah tersebut benar-benar terlaksana. Dalam situasi dimana bidan berkolaborasi denga dokter untuk menangani klien yang mengalami komplikasi, maka keterlibatan bidan dalam manejemen asuhan bagi klien adalah berytanggung jawab terhadap terlaksananya rencana asuhan bersama yang menyeluruh tersebut. Manejemen yang efesien akan menyingkat waktu dan biaya serta meningkatkan mutu dari asuhan klien.
Langkah 7. Evaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi kebutuhan akan bantuanapakah benar-benar telah terpenuhi sesuai denga kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi di dalam maslah dan diagnosis. Rencana tersebut dapat di anggap efektif juka memang benar efektif dalam pelaksanaanya. Adapun kemungkinan bahwa sebagian rencana tersebut lebih efektif sedang sebagian belum efektif.
Mengingat bahwa proses manejemen asuhan kebidanan ini merupakan suatu hasil pola fikir bidan yang berkisinambungan maka perlu mengulang kembali dari awal setiap asuhan yang tidak efektif melalui proses manejemen untuk mengidintifikasi mengapa proses manejemen tidak efektif serta melakukan penyusuaian pada rencana asuha tersebut.
Langkah-langkah proses manejemen pada umumnya merupakan pengkajian yang memperjelas prose pemikiran yang mempengaruhi tindakan serta berorientasi pada proses kliniks. Karena proses manejemen tersebut berlangsung didalam situasi dan dua langlah yang terakhir tergantung pada klien dan situasi kliniks maka tidak mungkin proses manejemen ini di evaluasi dalam program saja sudah di berikan, sesuai dengan perubahan perkembangan kondisi klien.
Kriteria:
a.       Penilaian di lakukan segera setelah selesai melakukan asuhan sesuai kondisi klien.
b.      Hasil evaluasi segera di catat dan dikomunikasikan pada klien atau keluarga.
c.       Evaluasi di lakukan sesuai standar.
d.      Hasil evaluasi di tindak lanjuti sesuai dengan kondisi klien atau pasien.
  1. Pendokumentasian Manejemen Kebidanan Dengan Metode SOAP
Menurut thomas (1994 cit.Mufdlillah, dkk, 2001) dokumentasi adalah catatan tentang interaksi antara tenaga kesehatan pasien, keluarga pasien dan tim kesehatan tentang hasil pemeriksaan, prosedur tindakan,  pengobatan pada pasien, pendidikan pasien, prosedur tindakan, dan respon pasien terhadap asuhan yang telah diberikan.
Pendukumentasian yang benar adalah pendokumentasian mengenai asuhan yang telah dan akan dilakukan pada seorang pasien, didalamnya tersirat proses berfikir bidan yang sitematis dalam menghadapi seorang pasien sesuai langkah-langkah manajemen kebidanan.
Pendokumentasian atau catatan manajemen kebidanan dapat diterapkan dengan metode SOAP. Dalam metode SOAP, S adalah data subjektif, O adalah data objektif, A adalah analysis/assesment dan P adalah Planning. Merupakan catatan yang bersifat sederhana, jelas, logis dan singkat. Prinsip dari metode SOAP ini merupakan proses pemikiran penatalaksanaan manajemen kebidanan


S (Data Subjektif)
Data subjektif (S) , merupakan pendokumentasian manajemen kebidanan menurut Helen Varney langkah pertama (pengkajian data), terutama data yang diperoleh melalui anamnesis. Data Subjektif ini berhubungan dengan masalah dari sudut pandang pasien. Expresi pasien mengenai kekhawatiran dan keluhannya yang dicatat sebagai kutipan lansung atau ringkasan yang akan berhubungan lansung atau ringkasan yang akan berhubungan lansung dengan diagnosis. Data Subjektif ini nantinya akan menguatkan diagnosis yang akan disusun.
Pada pasien yang bisu, di bagian data belakang huruf “S”, diberi tanda huruf “O” atau “X”. Tanda ini akan menjelaskan bahwa pasien adalah penderita tuna wicara.
O (Data Objektif)
Data Objektif (O) merupakan pendokumentasian manajemen kebidanan menurut Helen Varney pertama (pengkajian data), terutama data uyang diperoleh melalui hasil observasi yang jujur dari pemeriksaan fisik pasien, pemeriksaan laboratorium/pemeriksaan diagnostik lain. Catatan medik dan informasi dari keluarga atau orang lain dapat dimaksudkan dalam data objektif ini. Data ini akan memberikan bukti gejela klinis pasien dan fakta yang berhubungan dengan diagnosis.
A (Assessment)
A (Analysis/Assessment), merupakan pendokumentasia hasil analisis dan intrepretasi (kesimpulan) dari data subjektif dan objektif. Dalam pendokumentasian manajemen kebidanan, karena keadaan pasien yang setiap saat bisa mengalami perubahan, dan akan ditemukan informasi baru dalam data subjektif maupun data objektif, maka proses pengkajian data akan menjadi sangat dinamis. Hal ini juga menuntut bidan untuk sering melakukan analisis data yang dinamis tersebut dalam rangka mengikuti perkembangan pasien dan analisis yang tepat dan akurat mengikuti perkembangan data pasien akan menjamin cepat diketahuinya perubahan pada pasien, dapat terus diikuti dan diambil keputusan/tindakan yang tepat.
Analysis/assessment merupakan pendokumentasian manajemen kebidanan menurut helen varney langkah kedua, ketiga, dan keempat sehingga mencakup hal-hal berikut ini : diagnosis/masalah kebidanan,diagnosis/masalah potensial serta perlunya mengidentifikasi kebutuhan tindakan segera untuk antisipasi diagnosis/masalah potensial dan kebutuhan tindakan segera harus diidentifikasi menurut kewenangan bidan, meliputi: tindakan mendiri, tindakan kolaborasi dan tindakan merujuk klien.
P (Planning)
Planning/perencanaan, adalah membuat rencana asuhan saat ini dan yang akan datang. Rencana asuhan disusun berdasarkan hasil analisis dan interpretasi data. Rencana asuhan ini bertujuan untuk mengusahaka tercapainya kondisi pasien secara optimal mungkin dan mempertahankan kesejahteraannnya. Rencana asuhan ini harus bidan mencapai kriteria tujuan yang ingin dicapat dalam batas waktu tertentu. Tindakan yang akan dilaksanakan harus mampu membantu pasien mencapai kemajuan dan harus sesuai dengan hasil kolaborasi tenaga kesehatan lain, anatara lain dokter.
Meskipun secara istilah, P adalah planning/perencanaan saja, namun P dalam metode SOAP ini juga merupakan gambaran pendokumentasia implementasi dan evaluasi. Dengan kata lain, P dalam SOAP meliputi pendokumentasian manajemen kebidanan menurut Helen Varney langkah kelima, keenam, dan ketujuh. Pendokumentasian P dalam SOAP ini, adalah pelaksanaan asuhan sesuai rencana yang telah disusun sesuai dengan keadaan dan dalam rangka mengarasi masalah pasien. Pelaksanaan tindakan harus disetujui oleh pasien, kecuali bila tindakan tidak dilaksanakan akan membahayakan keselamatan pasien. Sebanyak mungkin pasien harus dilinatkan dalam proses implementasi ini. Bila kondisi pasien berubah, analisis juga berubah, maka rencana asuhan maupun implementasinyapun kemungkinan besar akan ikut berubah atau harus disesuaikan.
Dalam planning ini juga harus mencantumkan evaluation/evaluasi, yaitu tafsiran dari efek tindakan yang telah diambil untuk menilai efektifitas asuhan/hasil pelaksanaan tindakan. Evaluasi berisi analisis hasil yang telah dicapai dan merupakan fokus ketepatan nilai tindakan/asuhan. Jika kriteria tujuan tidak tercapai, proses eveluasi ini dapat menjadi dasar untuk mengembangkan tindakan alternatif sehingga tercapai tujuan yang diharapkan. Untuk mendokumentasikan proses evaluasi ini, diperlukan sebuah catatan perkembangan, dengan tetap mengacu pada SOAP.
  1. KONTRASEPSI  SUNTIKAN 1 BULAN
Suntikan yang saat ini berada di pasaran indnesia adalah kombinasi antara 25 mg medroksiprogesterone asetat  50mg dan estrogen, contohnya adalah Cyclofem. Cara kerja suntikan kombinasi ini pada prinsipnya sama dengan cara kerja pil kombinasi. Yang membedakan adalah lebih secara teknis karena isi dari kontrasepsi suntik ini tidak mengandung etinilestradiol maka resiko terhadap hipertensi dan valkularisasi yang disebabkan oleh hormone ini praktis tidak terjadi. Maka kontrasepsi suntik ini lebih aman untuk perempuan dengan hihpertensi. Demikian juga pada perempuan yang mempunyai migraine juga lebih aman menggunakan kontrasepsi ini.
Suntikan kombinasi ini efektif bekerja selama 30 hari atau dapat juga dihitung dalam 4 minggu. Hal yang membedakan dengan pil adalah klien akan tergantung dengan bidan/ provider KB yang lain ketika menghendaki ulangan suntik. Efektivitas suntik juga tinggi namun pengembalian kesuburan membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan menggukan pil.Perempuan yang sudah disuntik otomatis tidak biasa menolak dari semua efek yang terjadi sampai dengan efektifitasnya habis yaitu 30 hari untuk suntikan  kombinasi.Hal ini berbeda dengan pil, yaitu klien dapat menghentikan penggunaanya sewaktu-waktu.
Waktu pemberian suntik untuk pertama kali hampir sama dengan pil. Adapun yang membedakan adalah untuk kunjungan ulang. Suntikan kombinasi diberikan setiap bulan dengan teknik intra muskule dalam( sesuaikan dengan kondisi kien, yaitu gemuk kurusnya klien). Mintalah klien untuk datang 4 minggu sekali. Dapat juga diberikan 7 hari setalah jadwal seharusnya asal diyakini perempuan tersebut tidak hamil. Anjurkan untuk menggunakan barrier lain atau tidak melakukan hubungan seksual selama 7 hari. Namun lebih baik lagi apabila aseptor datang tepat pada waktunya( 4minggusekali).
Hal-hal yang perlu disampaikanke pada klien tentang hal-hal yang perlu diwaspadai pada jangka waktu penggunaan kontrasepsi suntik kombinasi a dalah :
a)      Nyeri dada hebat atau nafas pendek, hal ini mengindikasikan adanya bekuan darah atau adanya serangan jantung.
b)      Sakit kepala hebat atau gangguan penglihatan, ini mengindikasikan terjadinya stroke, hipertensi atau migraine.
c)      Nyeri tungkai hebat, ini mengindikasikan kemungkinan penyumbatan pembuluh darah pada tungkai.
d)     Tidak terjadinya perdarahan atau spotting selama 7 hari sebelum penyuntikan berikutnya, ini dimungkinkan terjadinya kehamilan.
Ø  Cara Kerja
·         Menekan ovulasi
·         Membuat lendir serviks menjadi kental sehingga penetrasi sperma terganggu
·         Perubahan pada endometrium (atrofi) sehingga implantasi terganggu
·         Menghambat transportasi gamet oleh tuba
Ø  Evektivitas
            Sangat efektif (0,1-0,4 kehamilan per 100 peremuan) penggunaan
Ø  Keuntungan Kontrasepsi
·         Resiko terhadap kesehatan kecil
·         Tidak berpengaruh pada hubungn suami istri
·         Tidak diperlukan pemeriksaan dalam
·         Jangka panjang
·         Efek samping sangat kecil
·         Klien tidak perlu penyimpanan obat suntik
Ø  Kentungan Nonkontrasepsi
·         Mengurangi perdarahan
·         Mengurangi nyeri saat haid
·         Mencegah anemia
·         Khasiat pencegahan terhadap kanker ovarium dan kanker endometrium
·         Mengurangi penyakit payudara jinak dan kista ovarium
·         Mencegah kehamilan ektopik
·         Melindungi klien dari jenis-jenis tertentu penyakit radang panggul
·         Pada keadaan tertentu dapat diberikan pada perempuan usia perimenopause


Ø  Kerugian
·         Terjadi perbahan pada pola haid, seperti tidak teratur, perdarahan bercak/spotting,atau perdarahan sela selama 10 hari
·         Mual, sakit kepala, nyeri payudra ringan, dan keluhan seperti ini akan hilang setelah suntikan kedua atau ketiga
·         Ketergantungan klien terhadap pelayanan kesehatan. Klien harus kembali setiap 30 hariuntuk mendapatkan suntikan
·         Efektivitasnya berkurang bila digunakan bersamaan dengan obat-obat epilepsi (Fenitoin dan Barbiturat) atau obat tuberkulosis (Rifampisin)
·         Dapat terjadi efek samping yang serius, seperti serangan jantung, stroke, bekuan darah pada paru-paru atau otak dan kemungkinan timbulnya tumor hati
·         Penambahan berat badan
·         Tidak menjamin perlindungan pada terhadap penularan infeksi menular seksual, hepatitis B virus, atau infeksi virus HIV
·         Kemungkinan terlambatnya pemulihan kesuburan setelah penghentian pemakaian
Ø  Yang Boleh Menggunakan Suntikan Kombinasi
·         Usia reproduksi
·         Telah memiliki anak, ataupun yang belum memiliki anak
·         Ingin mendapatkan kontrasepsi dengan efektivitas yang tinggi
·         Menyusui ASI pascapersalinan >6 bulan
·         Pascapersalinan dan tidak menyusui
·         Anemia
·         Nyeri haid berat
·         Haid teratur
·         Riwayat kehamilan ektopik
·         Sering menggunakan pil kontrasepsi.


Ø  Yang Tidak Boleh Menggunakan Suntikan Kombinasi
·         Hamil atau diduga hamil
·         Menyusui dbawah 6 minggu pascapersalinan
·         Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya
·         Penyakit hati akut (virus hepatitis)
·         Usia >35 tahun yang merok
·         Riwayat penyakit jantung, stroke, atau dengan tekanan darah tinggi (>180/110 mmHg)
·         Riwayat kelainan tromboemboli atau dengan kencing manis >20 tahun
·         Kelainan pembuluh darah yang menyebabkan sakit kepala atau migrain
·         Keganasan pada payudara
Ø  Waktu Mula Menggunakan Suntikan kombinasi
·         Suntikan pertama dapat diberikan dalam waktu 7 hari siklus haid. Tidak diperlukan kontrasepsi tambahan
·         Bila suntikan pertama diberikan setelah hari ke 7 siklus haid, klien tidak boleh melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau menggunakan kontrasepsi lain selama 7 hari
·         Bila klien tidak haid, suntikan pertama dapat diberikan setiap saat, asal saja dapat dipastikan ibu tersebut tidak hamil. Klien tidak boleh melakukan hubungan seksual ntuk 7 hari lamanya atau menggunakan metode kontrasepsi yang lain selama 7 hari
·         Bila klien pascapersalinan 6 bulan, menyusui, serta belum haid, maka suntikan pertama diberikan, asa; saja dapat dipstikan tidak hamil
·         Bila pascapersalinan >6 bulan, menyusui, serta setelah mendapat haid, maka suntikan pertama diberikan pada siklus  haid dari 1 dan 7
·         Bila pascapersalinan >6 bulan dan menyusui, jangan diberikan suntikan kombinasi
·         Bila pascapersalinan 3 minggu, dan tida menyusui, suntikan kombinasi dapat diberi
·         Pascakeguguran, suntikan kombinasi dapat segera diberikan atau dalam waktu 7 hari
·         Ibu yang sedang menggunakan metode kontrasepsi hormonal yang lain dan ingin menggantinya dengan kontrasepsi hormonal kombinasi. Selama ibu tersebut menggunakan kontrasepsi sebelumnya secara benar, suntikan kombinasi dapat segera diberikan tanpa perlu menunggu haid. Bila ragu-ragu, perlu dilakukan uji kehamilan terlebih dahulu.
·         Bila kontrasepsi sebelumnya juga kontrasepsi hormonal, dan ibu tersebut ingin menggantinya dengan suntikan kombinasi, maka suntikan kombinasi tersebut dapat diberikan sesuai jadwal kontrasepsi sebelumnya. tidak diperlukan metode kontrasepsi lain
·         Ibu yang menggunakan metode kontrasepsi nonhormonal dan ingin menggantinya dengan suntikan kombinasi, maka suntikan pertama diberikan, asal saja diyakini ibu tersebut tidak hamil, dan pemberiannya tanpa perlu menunggu datangnya haid. Bila diberikan pada 1-7 siklus haid, metode kontrasepsi lain tidak diperlukan. Bila sebelumnya menggunakan AKDR, dan ingin menggantinya dengan suntikan kombinasi, maka suntikan pertama diberikan hari 1-7 siklus haid. Cabut segera AKDR.
Ø  Cara Penggunaan
·         Suntikan kombinasi diberikan setiap bulan dengan suntikan Imdalam. Klien diminta datang setiap 4 minggu. Suntikan ulang dapat diberikan 7 hqri lebih awal, dengan kemungkinan terjadi gangguan perdarahan. Dapat juga diberikan setelah 7 hari dari jadwal yang telah ditentukan, asal saja diyakini ibu tersebut tidak hamil. Tidak dibenarkan melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau menggunakan  metode kontrasepsi yang lain untuk 7 hari.
Ø  Keadaan yang memerlukan perhatian khusus

Keadaan


Anjuran
Tekanan darah tinggi
<180/110 mmHg dapat diberikan, tetapi perlu pengawasan

Kencing manis
Dapat diberikan pada kasus tanpa komplikasi dan kencing manisnya terjadi <20 tahun. perlu diawasi

Migrain
Bila tidak ada gejala neurologik yang berhubungan dengan sakit kepala, boleh diberikan.
Menggunakan obat tuberkulosis/obat epilepsi
Berikan pil kontrasepsi kombinasi dengan 50 mg etinilestradiol atau mencari metode kontra sepsi lain


Ø  Penanganan efek samping yang sering terjadi

Efek samping


penanganan
Amenorea
Singkirkan kehamilan, bila terjadi kehamilan, dan tidak perlu diberikan pengobatan khusus. Jelaskan bahwa darah haid tidak berkumpul dalam rahim.anjurkan ke klien untuk kembali ke klinik bila tidak datang haid menjaadi masalah. Bila klien hamil, rujuk klien. Hentikan penyuntikan, dan jelaskan bahwa hormon progestindan estrogen sedikit sekali pengaruhny terhadap janin.
Mual/pusing/muntah
Pastikan tidak ada kehamilan. Bila hamil rujuk. Bila tidak hamil, informasikan bahwa hal ini biasa dan akan hilang pada waktu dekat

Perdarahan/perdarahan bercak
Bila hamil, rujuk. Bila tidak hamil cari penyebab perdarahan yang lain. jelaskan bahwa perdarahan yang terjadi merupakan hal biasa. Bila perdarahan berlanjut dan mengkhawatirkan klien, metode kontrasepsi lain peru diari

Ø  Intruksi Untuk Klien
o   Klien harus kembali ke dokter/klinik  untuk mendapatkan suntikan kembali setiap 4 minggu
o   Bila tidak haid lebih dari 2 bulan, klien harus kembali ke dokter/linik untuk memastkan hamil atau tidak
o   Jelaskan efek samping yang sering didapatkan pada penyuntikan dan apa yang harus dilakukan bila hal tersebut terjadi. Bila klien mengeluh mual, sakit kepala atau nyeri payudara, serta perdarahan, informasikan kalau keluhan tersebut sering ditemukan dan biasanya akan hilang pada suntikan ke 2 atau ke 3
o   Apabila klien sedang menggunakan obat-obat tuberkulosis atau obat epilepsi, obat-obat tersebut dapat mengganggu efektivitas kontrasepsi yang sedang digunakan



Ø  Tanda-tanda yang Harus Diwaspadai pada Penggunaan suntikan Kombinasi
·         Nyeri dada hebat atau napas pendek. Kemungkinan adanya bekuan darah di paru atau serangan jantung
·         Sakit kepala hebat, atau gangguan penglihatan. Kemungkinan terjadi stroke, hipertensi atau migrain
·         Nyeri tungkai hebat. Kemungkinan telah terjadi sumbtan pembuluh darah pada tungkai
·         Terjadi perdarahan atau  spotting selama 7 hari sebelum suntika berikutnya kemungkinan terjadi kehamilan.















  1. CONTOH ASKEB 7 LANGKAH VARNEY KONTRASEPSI SUNTIK 1 BULAN
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA BERENCANA
PADA NY. A AKSEPTOR KB SUNTIK CYCLOFEM
DENGAN AMENORE DI PUSKESMAS MAMAJANG
No. Registrasi             : 0026101996
Tanggal masuk            : 1 April 2016                                      Jam : 10.00 WITA
Tanggal Pengkajian     :1 April 2016                                       Jam :10.15 WITA
Nama Pengkaji            : Nur Salsabilah Mursalim
LANGKAH 1. IDENTIFIKASI DATA DASAR
a.       Identitas Istri /Suami
1)      Nama                     : Ny. A / Tn. T
2)      Umur                     : 27 tahun /30 tahun
3)      Agama                   : Islam /Islam
4)      Suku                      : Makassar /Makassar
5)      Pendidikan                        : SMA /SMA
6)      Pekerjaan               : Ibu Rumah Tangga /Wiraswasta
7)      Alamat                  : Jln. Swadaya 5 no. 13 / Jln. Swadaya 5 no. 13
8)      Telp.                      : 089888777321 /081342299890



b.      Anamnese (Data Subjektif)
1)      Keluhan utama
Ibu ingin memeriksakan keadaannya yang sudah tidak haid selama 4 bulan berturut-turut
2)      Riwayat Perkawinan
a.       Status perkawinan sah, kawin 1 kali
b.      Menikah umur 23 tahun. Dengan suami umur 24 tahun. Lamanya 5 tahun, anak 1 orang.
3)      Riwayat Menstruasi
a.       Menarche                    : Ibu menarche pada usia 12  tahun
b.      Siklus                          : Ibu  siklus haidnya 28 hari
c.       Lama                           : Ibu lama menstruasi 7 hari
d.      Banyaknya                  : 3 kali ganti pmbalut per hari
e.       Teratur /tidak teratur   : Teratur 
f.       Sifat darah                  : Encer
g.      Dismenorhoe               : Kadang-kadang merasakan nyeri perut
pada waktu mestruasi






4)      Riwayat Obsetri
P1A0
No.
Tgl /thn
partus
Tempat
partus
Umur
Kehamilan
Jenis
Partus
Penolong
Anak
Nifas
Keadaan Anak
Sekarang
Jenis
BB
PB
Keadaan
Menyusui
1.
18 April 2014
BPS
40 minggu
Spontan
Bidan
L
3100
51
Normal
2 Tahun
Hidup

5)      Riwayat KB
a.       Macam peserta KB : Baru
b.      Metode yang pernah dipakai : Suntik Cyclofem dengan lama
pengunaan 19 bulan
c.       Keluhan selama pemakaian kontrasepsi : Selama pemakaian ibu mengalami spotting dan selama 4 bulan berturut-turut tidak mengalama haid
6)      Riwayat kesehatan yang lalu
1.      Ibu tidak pernah dirawat di RS
2.      Ibu tidak ada riwayat penyakit Jantung, DM, dan Hipertensi
3.      Ibu tidak pernah mengalami gangguan sistem reproduksi
4.      Ibu tidak ada riwayat penyakit alergi, ketergantungan makanan dan obat-obatan serta tidak pernah mengalami penyakit serius
7)      Riwayat penyakit keluarga
1.      Ibu tidak ada riwayat penyakit keturunan seperyi jantung, DM, dan Hipertensi
2.      Ibu tidak ada riwayat penyakit menular
8)      Riwayat pemenuhan kebutuhan dasar
a)      Nutrisi
1.      Makan : Ibu makan 3 kali sehari, porsi
sedang, nasi, lauk, sayur dan buah
2.      Minum : Ibu sehari minum air putih 8 gelas
b)      Pola eliminasi
1.      BAB          : Ibu  BAB 1 kali sehari, konsistensi lunak, warna
kuning kecoklatan
2.      BAK         :Ibu  BAK 5-6 kali sehari, warna kuning, jernih,
bau khas feses
3.      Keluhan : Tidak ada keluhan saat BAB dan BAK
c)      Pola istirahat
Ibu tidur siang ± 1 jam dan tidur malam ± 7-8 jam per hari
d)     Pola hygine
Ibu mandi 2 kali sehari, gosok gigi 2 kali sehari, keramas 3 kali per minggu dan ganti pakaian setiap kali sehabis mandi.
e)      Pola seksual
Ibu tidak ada keluhan

f)       Pola aktifitas
Ibu melakukan pekerjaan rumah tangga seperti menyapu, memasak, dan mencuci dilakukan sendri
9)      Data Psikologis
Ibu merasa cemas karena tidak haid selama 4 bulan berturut-turut. Dan ibu belum mengetahui bahwa Amenore yang dialaminya merupakan efek samping dari penggunaan KB suntik Cyclofem.
c.       Pemeriksaan Fisik
a.       Keadaan umum        : Baik
b.      Kesadaran                : Composmentis
c.       TTV                         :
-          TD : 110/80 mmHg
-          N   : 80x/menit
-          S    : 36,5 C
-          R   : 20x/menit
d.      TB                            : 161 cm
e.       BB                           : 50kg
f.       Pemeriksaan Fisik
1.      Kepala                  
ü  Inspeksi  : Rambut kepala bersih, tidak ada ketombe, rambut tidak
rontok
ü  Palpasi    : Tidak ada benjolan dan tidak ada nyeri tekan
2.      Wajah
ü  Inspeksi  : Wajah bersih tidak ada jerawat
ü  Palpasi    : Tidak ada oedema
3.      Mata
ü  Inspeksi  : Konjungtiva merah muda, dan sklera putih tidak ikterus
4.      Hidung
ü  Inspeksi  : Simetris kiri dan kanan, tidak ada secret dan polip
5.      Telinga
ü  Inspeksi  : Simetris kiri dan kanan, tidak ada secret
6.      Mulut dan gigi
ü  Inspeksi  : Bibir merah muda, mulut bersih, gigi tidak ada caries,
gusi tidak bengkak dan berdarah
7.      Leher
ü  Palpasi    : Tidak ada pembengkakan pada kelenjar tyroid, limpa,
dan vena jugularis, serta tidak ada nyeri tekan
8.      Payudara
ü  Inspeksi  : Simetris kiri dan kanan, dan puting susu menonjol
ü  Palpasi    : Tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan
9.      Abdomen
ü  Inspeksi : Tidak ada luka bekas operasi
ü  Palpasi : Tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan
10.  Ekstremitas
ü  Inspeksi        : Simetris kiri dan kanan, tidak ada oedema dan
Varices
ü  Palpasi          : Refleks patella (+) kiri dan kanan
g.      Pemeriksaan Penunjang
Tanggal 1 April 2016, Jam 10.35 WITA
1.      Plano tes
Hasil    : (-) Negatif
            LANGKAH II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA/MASALAH AKTUAL
A.    Diagnosa   : Ny. A P1A0, umur 27 tahun akseptor KB suntik
Cyclofem dengan Amenore
Data Dasar :
1)      Data Subjektif :
a.       Ibu pernah melahirkan anak satu kali dan tidak pernah keguguran
b.      Ibu memakai KB suntik 1 bulanan
c.       Ibu tidak haid selama 4 bulan berturut-turut
2)      Data Objektif :
a.       Keadaan umum           : Baik
b.      Kesadaran                   : Composmentis
c.       TTV                             :
-          TD : 110/80 mmHg
-          N   : 80x/menit
-          S    : 36,5 C
-          R   : 20x/menit
d.      TB                               : 161 cm
e.       BB                               : 50kg

B.     Masalah
Ibu merasa cemas sehubungan dengan tidak haid selama 4 bulan berturut-turut
Data Dasar :
1)      Data subjektif : - Ibu merasa cemas karena tidak haid selama 4
   bulan berturut-turut
2)      Data Objektif : - Pada palpasi abdomen tidak ada benjolan dan
   nyeri tekan
                        Analisa dan Interpretasi Data :
Ibu tidak haid disebabkan karena salah satu efek samping dari suntik KB1 Bulan Cyclofem. Efek samping Cyclofem yang sering terjadi adalah amenore, mual, muntah, pusing, perdarahan, dan perdarahan bercak (Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, Ed 2, 2013)
C.     Kebutuhan
Diberikan support mental dan KIE tentang efek samping KB suntik Cyclofem serta penyebab Amenore
           
            LANGKAH III. ANTISIPASI DIAGNOSA/MASALAH POTENSIAL
                        Tidak ada data yang menunjang
LANGKAH IV. TINDAKAN EMERGENCY/ KOLABORASI/KONSULTASI/ RUJUKAN
            Tidak ada indikasi
LANGKAH V. INTERVENSI
Diagnosa         : Ny. A P1A0, umur 27 tahun akseptor KB suntik  Cyclofem
dengan Amenore
Tujuan             : Amenore teratasi
Kriteria            :
- Keadaan umum klien baik
- Tanda-tanda vital tetap dalam batas normal
- Ibu dapat haid kembali
- Ibu tidak merasa cemas dan menerima keadaannya
Tanggal 1 April 2016, Pukul 11.10 WITA
a.       Beri informasi tentang keadaan ibu
Rasional : Agar ibu mengetahui tentang keadaannya
b.      Beri informasi tentang efek samping dari KB suntik Cyclofem
Rasional : Agar ibu tahu bahwa keadaannya sekarang disebabkan karena
efek samping dari KB suntik Cyclofem
c.       Beri KIE tentang penyebab tidak haid selama 4 bulan berturut-turut (Amenore)
Rasional : Agar ibu tidak cemas dan mengetahui tentang penyebab dari
keadaannya sekarang
d.      Beri terapi 1 siklus pil kombinasi Etinilestradiol 50 mg per hari untuk 3 hari sebanyak 10 tablet
Rasional :Agar setelah meminum obat tersebut diharapkan ibu bisa haid
kembali
e.       Anjurkan ibu kontrol ulang 2 hari lagi
Rasional : Agar bidan tahu perkembangan dari kondisi ibu
            LANGKAH VI. IMPLEMENTASI
            Tanggal 1 April 2016, Pukul 11.35 WITA
a.       Pukul 11.40 WITA, memberi tahu tentang keadaan ibu
Hasil : Ibu mengerti dengan keadannya
b.      Pukul 11.45 WITA, memberi tahu tentang efek samping KB suntik Cyclofem
Hasil : Ibu mengerti dengan efek samping KB suntik Cyclofem
c.       Pukul 11.55 WITA, memberikan KIE kepada ibu penyebab terjadinya tidak haid selama 4 bulan berturut-turut
Hasil : Ibu mengerti dengan penjelasan yang disampaikan
d.      Pukul 12.20 WITA, memberikan terapi 1 siklus pil kombinasi Etinilestradiol 50 mg per hari untuk 3 hari sebanyak 10 tablet
Hasil : Ibu mau meminum obat yang diberikan
e.       Pukul 12.30 WITA, menganjurkan ibu kontrol ulang 2 hari lagi
Hasil : Ibu bersedia kembali untuk kontrol 2 hari lagi
            LANGKAH VII. EVALUASI
            Tanggal 1 April 2016, Pukul 12.35 WITA
a.       Ibu mengerti dengan keadannya
b.      Ibu dapat menjelaskan kembali efek samping KB suntik cyclofem
c.       Ibu dapat mengerti dengan KIE yang disampaikan oleh bidan
d.      Ibu telah diberikan obat terapi 1 siklus pil kombinasi Etinilestradiol 50 mg per hari untuk 3 hari sebanyak 10 tablet
e.       Ibu bersedia kembali untuk kontrol 2 hari lagi



















  1. CONTOH ASKEB DENGAN MENGGUNAKAN MANAJEMEN SOAP KONTRASEPSI SUNTIK 1 BULAN
PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA BERENCANA PADA NY. A AKSEPTOR KB SUNTIK CYCLOFEM
DENGAN AMENORE DI PUSKESMAS MAMAJANG
No. Registrasi             : 0026101996
Tanggal masuk            : 1 April 2016                                      Jam : 10.00 WITA
Tanggal Pengkajian     :1 April 2016                                       Jam :10.15 WITA
Nama Pengkaji            : Nur Salsabilah Mursalim

IDENTITAS ISTRI /SUAMI
1)      Nama                     : Ny. A / Tn. T
2)      Umur                     : 27 tahun /30 tahun
3)      Agama                   : Islam /Islam
4)      Suku                      : Makassar /Makassar
5)      Pendidikan                        : SMA /SMA
6)      Pekerjaan               : Ibu Rumah Tangga /Wiraswasta
7)      Alamat                  : Jln. Swadaya 5 no. 13 / Jln. Swadaya 5 no. 13
8)      Telp.                      : 089888777321 /081342299890

DATA SUBJEKTIF (S)
1.      Ibu ingin memeriksakan keadaannya yang sudah tidak haid selama 4 bulan berturut-turut
2.      Ibu pernah melahirkan anak satu kali dan tidak pernah keguguran
3.      Ibu tidak pernah dirawat di RS
4.      Ibu tidak ada riwayat penyakit Jantung, DM, dan Hipertensi
5.      Ibu tidak pernah mengalami gangguan sistem reproduksi
6.      Ibu tidak ada riwayat penyakit alergi, ketergantungan makanan dan obat-obatan serta tidak pernah mengalami penyakit serius
7.      Ibu merasa cemas karena tidak haid selama 4 bulan berturut-turut
DATA OBJEKTIF (O)
  1. Keadaan umum           : Baik
  2. Kesadaran                   : Composmentis
  3. TTV                             :
- TD : 110/80 mmHg
- N       : 80x/menit
- S        : 36,5 C
- R       : 20x/menit
4. TB                                 : 161 cm
     5. BB                                  : 50kg
     6. Tidak ada benjolan dan tidak ada nyeri tekan pada abdomen
                                                                                                         
ASESSMENT (A)
-          Diagnosa       : Ny. A P1A0, umur 27 tahun akseptor KB suntik
Cyclofem dengan Amenore
-          Masalah Aktual           : Ibu merasa cemas sehubungan dengan tidak haid selama
  4  bulan berturut-tururut
-       Masalah Potensial           : Tidak ada data yang menunjang
-                                                                                                                                                TINDAKAN EMERGENCY/ KOLABORASI/KONSULTASI/ RUJUKAN :
Tidak ada indikasi

PLANNING (P)
Tanggal 1 April 2016, Pukul 11.35 WITA
a.       Memberi tahu tentang keadaan ibu
Hasil : Ibu mengerti dengan keadannya
b.      Memberi tahu tentang efek samping KB suntik Cyclofem
Hasil : Ibu mengerti dengan efek samping KB suntik Cyclofem
c.       Memberikan KIE kepada ibu penyebab terjadinya tidak haid selama 4 bulan berturut-turut
Hasil : Ibu mengerti dengan penjelasan yang disampaikan
d.      Memberikan terapi 1 siklus pil kombinasi Etinilestradiol 50 mg per hari untuk 3 hari sebanyak 10 tablet
Hasil : Ibu mau meminum obat yang diberikan
e.       Menganjurkan ibu kontrol ulang 2 hari lagi
Hasil : Ibu bersedia kembali untuk kontrol 2 hari lagi



BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
1.      Manajemen kebidanan menurut Helen Varney (1997) :
Langkah 1. Pengumpulan Data Dasar
Langkah 2. Intrepretasi Data Dasar
Langkah 3. Mengidentifikasi diagnosis atau masalah potensial.
Langkah 4. Mengidentifikasi dan menetapkan kebutuhan yang melakukan pelayanan segera.
Langkah 5. Merencanakan asuhan yang Menyeluruh.
Langkah 6. Melaksanakan perencanaan .
Langkah 7. Evaluasi
2.      Pendokumentasian Manejemen Kebidanan Dengan Metode SOAP :
S (Data Subjektif)
O (Data Objektif)
A (Assessment)
P (Planning)
3.      Suntikan yang saat ini berada di pasaran indnesia adalah kombinasi antara 25 mg medroksiprogesterone asetat  50mg dan estrogen, contohnya adalah Cyclofem. Cara kerja suntikan kombinasi ini pada prinsipnya sama dengan cara kerja pil kombinasi. Suntikan kombinasi ini efektif bekerja selama 30 hari atau dapat juga dihitung dalam 4 minggu. Perempuan yang sudah disuntik otomatis tidak biasa menolak dari semua efek yang terjadi sampai dengan efektifitasnya habis yaitu 30 hari untuk suntikan  kombinasi
B.     SARAN
Saran yang dapat penulis berikan kepada semua pihak pada kasus ini adalah sebagai berikut :
1.      Untuk bidan agar dapat meningkatkan asuhan kepada pasien KB suntik Cyclofem dengan amenore
2.      Untuk Mahasiswi kebidanan diharapkan dapat digunakan sebagai sumber bacaan referensi
















DAFTAR PUSTAKA

Affandi, Biran, dkk. 2013. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, Ed.3.
Jakarta : PT. BINA PUSTAKA SARWONO PRAWIROHARDJO
Chandranita Manuaba, Ida Ayu, dkk. 2009. Memahami Kesehatan Reproduksi
Wanita, Edisi 2. Jakarta : Penerbit Buku  Kedokteran ECG
Muslihatun, Wafi Nur, dkk. 2009. Dukumentasi Kebidanan. Jogyakarta :
Fitramaya
            Melani, Niken, dkk. 2012. Pelayanan Keluarga Berencana (Dilengkapi Dengan
Penuntun Belajar). Jogyakarta : Fitramaya
           






1 komentar:

  1. Best merit casino - Discover the top five sites,
    › nugget-casino-n-fr › nugget-casino-n-fr You are here: Home · deccasino Gaming · Hotel · Resort · Casino · Slots · Roulette · Slots · Table games · Live dealer casino.

    BalasHapus